Abtrak- Hasil foto Röntgen merupakan jenis citra diam yang memiliki keterbatasan dalam metode pembacaannya. Dibutuhkan keahlian dan pengalaman dibidang medis untuk memahami informasi yang terkandung didalamnya, tentunya hal ini menyulitkan bagi pembaca awam. Pengolahan citra diperlukan untuk memudahkan pembacaan hasil foto Röntgen. Asumsi yang digunakan adalah pembatasan yang perlu dibuat jelas untuk komponen hasil foto Röntgen. Hal ini dilakukan dengan memberlakukan klasifikasi (segmentasi) pixel dalam hasil foto Röntgen. Metode Mode Threshold digunakan untuk membentuk proses klasifikasi pixel tersebut. Selanjutnya, dari keluaran proses segmentasi citra dilanjutkan dengan pemberian warna semu. Hasil akhir yang diperoleh diharapkan lebih memperjelas dan memudahkan proses penggalian informasi yang terkandung didalam hasil foto Röntgen, tanpa dibutuhkan alat bantu visualisasi citra dan keahlian yang tinggi.
Kata Kunci—Segmentasi Citra, Hasil Foto Röntgen, Metode Mode Threshold, Pewarnaan Semu.
I. PENDAHULUAN
Pengolahan citra melibatkan beragam metode dalam banyak tingkatan mulai tingkat dasar/rendah hingga ke pengolahan citra tingkat tinggi. Segmentasi citra merupakan salah satu proses pengolahan citra tingkat rendah/dasar. Dikatakan sebagai proses tingkat rendah/dasar, karena keluaran dari proses ini bisa dikembangkan dan digunakan lebih jauh untuk proses pengolahan citra berikutnya ditingkatan pengolahan citra tingkat menengah dan tingkat lanjut. Diantara proses lebih lanjut dari hasil segmentasi adalah pengenalan objek dan pengenalan pola. Citra berupa foto hasil Röntgent yang dihasilkan dari penyinaran menggunakan sinar X terhadap tubuh pasien merupakan salah satu jenis citra medis yang paling populer, disamping citra medis lain seperti citra hasil Magnetic Resonance Image (MRI) dan citra hasil Ultrasonography (USG). Citra medis secara umum merupakan jenis citra yang memiliki pola citra cukup rumit dan sulit dalam penggalian informasinya. Hal ini diantaranya disebabkan oleh sistem perekaman yang tidak menggunakan cahaya konvensional (cahaya tampak). Untuk memperoleh citra medis digunakan dengan menggunakan teknologi penyinaran semisal radiasi sinar X, resonansi magnetik atau perekaman ultrasonik, sehingga citra yang dihasilkan cenderung buram, memiliki nilai kontras yang rendah dan memiliki tingkat noise tinggi (noisy). Pola citra yang cukup kompleks dan rumit menyulitkan pembaca awam untuk bisa langsung menarik informasi dari sebuah citra medis. Hal ini dikarenakan terdapat bermacam tipe jaringan yang membangun tubuh manusia, seperti darah, otot, daging hingga sel-sel asing yang terdapat dalam tubuh manusia.
Post a Comment
Post a Comment