Abstrak
Malaria merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Diperkirakan terdapat 15000000 kasus klinis di setiap tahunnya. Beberapa program telah dilakukan oleh pemerintah, di antaranya: memberikan kelambu, brosur, pamflet, penyuluhan, dan penyemprotan DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane). Brosur, pamflet dan penyuluhan sebagai sarana edukasi dan pengetahuan malaria kurang begitu efisien karena jangkauan yang tidak tercapai, kurangnya jumlah tenaga penyuluhan, dan masyarakat kurang begitu tertarik membaca brosur khususnya anak-anak. Berdasarkan narasumber yang ada pamflet dan penyuluhan malaria saat ini hanya terdapat pada daerah endemis malaria saja. Pendidikan berkaitan dengan penyakit malaria dan cara pencegahannya tentunya sangat dibutuhkan masyarakat. Secara khusus bagi anak-anak, pengemasan media pendidikan dalam bentuk game yang mudah digunakan, menarik, dan menyenangkan sangat diharapkan. Hasil pengujian yang dilakukan oleh 30 anakanak usia 9-10 tahun menunjukkan bahwa rata-rata 98% responden merasa memperoleh ilmu pengetahuan berkaitan dengan penyakit malaria, mudah dan menyenangkan untuk dimainkan.
Kata kunci : game edukasi, penyakit malaria
Pendahuluan
Malaria adalah penyakit yang penyebarannya melalui nyamuk Anopheles. Gejalanya berupa panas dingin menggigil serta demam berkepanjangan dan penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Kasus terbanyak terdapat di Afrika, Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa negara Eropa. Tahun 2009 di Indonesia sekitar 80% Kabupaten/Kota termasuk katagori endemis malaria dan sekitar 45% penduduk bertempat tinggal di daerah berisiko tertular malaria [1]. Kasus yang terjadi merupakan kasus malaria impor karena tertular ketika di luar wilayah, sisanya merupakan kasus di wilayah itu sendiri. Beberapa program telah dilakukan pemerintah seperti memberikan kelambu, brosur, pamflet, penyuluhan, dan penyemprotan DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) di beberapa rumah-rumah endemis malaria. Brosur, pamflet dan penyuluhan sebagai sarana edukasi dan pengetahuan malaria, namun kurang begitu efisien karena jangkauan yang tidak tercapai, kurangnya jumlah tenaga penyuluhan, dan masyarakat kurang begitu tertarik membaca brosur khususnya anak-anak [2]. Berdasarkan narasumber yang ada, pamflet dan penyuluhan malaria saat ini hanya terdapat pada daerah endemis malaria saja.
Peneliti: Aditya Galang Mahafi
Untuk lebih lengkapnya silahkan download di link berikut:
Post a Comment
Post a Comment